Arsip untuk Desember 6th, 2008

06
Des
08

Temukan Tuhan di Internet!

inbox mailnya Allah Bapa

             Sejak pertama kali dikembangkan tahun 1969 di Universitas California- Los Angeles, kemajuan teknologi internet melesat sangat dramatis. Pengguna internet pun melonjak luar biasa. Dari data di www.internetworldst at.com  yang dirilis tanggal 18 November 2007, disebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia ada sekitar 20.000.000 orang, dan ini berarti naik  sekitar 900% dari jumlah pemakai internet pada tahun 2000.

             Bisa dipastikan pula bahwa sebagian besar komunitas pasturan, susteran, dan bruderan adalah bagian dari 20 juta pemakai itu.  Begitu mudahnya sekarang ini kita  berlangganan internet, serta menjadikannya sebagai bagian dari sarana karya dan aktivitas harian.  Entah disadar atau tidak, saat berkawan dengan internet, kita masuk dalam dunia baru, budaya internet dan cyber media. Apa pengaruhnya budaya itu bagi kita?

Budaya internet dan Cyber media

            Dengan empat sifat khasnya yaitu fun (menyenangkan) , dynamic and fast moving (mudah berubah), serta  interconnectedness (saling tersambung), internet berkarakter kuat untuk membius para pemakainya. Teknologi ini selalu menawarkan aktivitas yang menyenangkan sehingga membuat orang lupa waktu. Kita juga tak akan pernah bosan di depan layar computer, karena ia terus berubah setiap waktu. Lebih lagi, Internet membawa kita mengarungi waktu dan tempat  tanpa batas. Betapa mudahnya kita mengirim email dari Indonesia ke USA dalam hitungan detik. Dan karena internetlah, kita terseret dalam sebuah jaringan besar di seluruh dunia, terhubungkan dengan banyak orang tanpa sekat.

            Cyber media pun makin diminati banyak orang. Bahkan Bill Gates, pemilik Microsoft, memprediksi bahwa pada tahun 2018 koran dan majalah cetak akan ditinggalkan peminatnya, orang berpindah ke cyber media, membaca koran, dan berita cukup di internet. Budaya baru ini lebih dinamis, banyak animasi, dan berbeda jauh dengan budaya tulis/buku yang cenderung stabil, tak mudah berubah, serta membosankan.

            Internet juga menawarkan sebuah relasi baru yang melampaui batas dan dasar hidup komunitas biara. Kekuatan sebuah komunitas religious dibangun berdasar semangat pendiri, sejarah dan budaya yang dihidupi bersama oleh anggotanya. Proses  formasi tiap anggota yang relatif  sama, serta pengenalan tiap pribadinya  makin menyuburkan hidup sebuah komunitas religius.

Namun semua kriteria itu tak berbicara saat orang memasuki dunia internet.  Dengan mudahnya orang bergabung dalam kelompok tertentu, tanpa perlu tahu sejarah, budaya, atau mengenal siapa anggotanya. Bahkan dia dapat sangat anonim, tak dikenal dan menyamarkan identitasnya, di dalam komunitas internet yang dimasukinya.

Oleh karenanya, anonim dan individualis juga menjadi ciri khas dari aktivitas di internet. Seorang suster atau romo bisa duduk berjam-jam seorang diri di kamar, surfing di internet, berinteraksi dalam dunia maya, dan mengurangi aktivitas bersama di dalam rumahnya.  Anggota sekomunitas pun tak akan tahu situs apa yang dikunjunginya, entah situs suci dari vatikan, atau situs khusus orang dewasa yang sungguh menggoda.

Singkatnya, melihat berbagai kemungkinan dampak negatifnya, seorang pengguna internet perlu berdiskresi sungguh: apa tujuannya memakai internet, berapa lama pemakaiannya, serta mampu memilah website apa yang layak dikunjungi atau disingkiri. Kesadaran akan semua ini akan membantunya juga untuk  bisa menyeimbangkan aktivitas pribadi  dengan  komunitasnya. Terlebih lagi, orang perlu sadar bahwa kita ada tuan dari sarana itu, dan tidak membuat diri diperbudak dan menjadi adiktif,  tak bisa lepas dari internet.   

Jendela Komunikasi dan Pewartaan

Tak bisa dibantah bahwa internet adalah sarana komunikasi yang amat ampuh. Ia membuat dunia ini seakan-akan begitu kecil, sehingga semua peristiwa yang ada di daratan manapun bisa kita ketahui pada saat yang bersamaan.

Dalam pengalaman saya pribadi, teknologi ini turut menyuburkan pula jalin persaudaraan antar imam di keuskupan Purwokerto. Minimal ada 3 mailing list  (serayu, unio, balita) yang menjadi wadah refleksi, dan bertukar pikiran antar uskup, imam , dan umat yang menjadi pemerhati keuskupan ini. Terlebih lagi, jaringan ini melancarkan komunikasi uskup dengan para imamnya. Keprihatinan dan pemikiran bapak uskup bisa segera tersampaikan dan mendapat tanggapan pula dari para imamnya.

Komunitas imam muda yang tergabung dalam milist balita, menuai banyak manfaat untuk on going formation dari hasil diskusi dan tular pengalaman pastoral rekan sebaya.  Dalam wadah ini pula, para pendamping imam balita juga terlibat untuk mengkritisi dan berbagi pengalaman hidup sebagai imam senior. Dengan demikian, semua anggota mendapatkan sumber inspirasi yang berlimpah untuk pengolahan hidup imamat lewat dunia internet.

Pewartaan Iman Kristiani pun sangat efektif tersebar lewat internet. Salah satu contohnya adalah web site milik The Maryknoll  (www.maryknoll. org), sebuah kelompok imam dan suster di USA yang mengembangkan website sejak tahun 2002. Kini ada sekitar 55.000 pengunjung tiap bulannya  yang tertarik membaca kisah misionaris, serta bergabung dengan karya para suster itu. Website ini pun mengirimkan berita bulanan  online pada kerabat kerja Maryknool untuk menjaga kelestarian relasi  dengan para donatur dan volunter.

Website Maryknool itu memotret sebuah peluang yang amat besar bagi pewartaan karya dan kehidupan hidup religious lewat internet. Ketika karya pastoral kita: sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan karya sosial lainnya, tersebar lewat internet, akan besar kemungkinannya orang makin mengenal dan terlibat dalam karya kita. Terlebih, Website itu bisa menjadi sarana bagi promosi panggilan hidup religius.

 

Sumber Pembelajaran Online

Begitu banyak sumber pembelajaran yang dapat ditemukan di internet untuk membantu karya perutusan kita. www.homilies. com adalah sumber inspirasi yang baik untuk persiapan kotbah bagi para imam. Web ini menyediakan bacaan mingguan dan harian, serta renungan berdasar kalender liturgi Katolik. www.vatican. va adalah web dari vatikan yang menyediakan banyak berita terbaru seputar Gereja Katolik, documen Gereja, serta informasi tentang kegiatan dan surat pastoral Bapa suci.

www.catholicFind. com adalah mesin pencari semacam google, tapi khusus untuk menemukan sumber-sumber dokumen dan ajaran Gereja. www.Catholic. org yang dikelola komunitas Katolik USA menyediakan kekayaan biografi dari santo-santa, penjelasan tentang sakramen Gereja, dan berbagai aspek lain dari iman Katolik.

Jika kita ingin serius belajar teologi, www.ntgateway. com adalah sumber terpecaya untuk belajar Kitab suci. Web ini dikembangkan secara baik oleh para ahli kitab suci sehingga selalu memberi data yang terbaru dan bisa dipertanggungjawabk an. www.religion- online.org  menyuplai lebih dari 6000 artikel dari hampir semua aspek pembelajaran  teologi dan pastoral. Bahkan kita bisa download ebook gratis dari web ini.

Belajar matematika, atau  bahasa asing, seperti English, Mandarin, Prancis, secara gratis juga bisa didapatkan di internet. Kita dapat menemukannya di mesin pencari, seperti google, dan mengetik: “learning English for free“, maka akan muncul ribuan web yang baik untuk belajar bahasa asing secara gratis.

Melihat begitu besarnya peran internet dalam hidup manusia modern,  pada tahun 2005 Paus Johanes Paulus II menuliskan surat apostoliknya tentang teknologi ini: “Sekarang ini internet tidak hanya menyediakan sumber informasi, tapi juga membiasakan orang untuk berkomunikasi secara aktif.” Di akhir suratnya, Paus juga mengingatkan: “Tanpa informasi yang tepat, internet dapat memanipulasi dan tidak berfungsi untuk melayani….namun Janganlah takut!”

Akhirnya,  Internet adalah sarana baru bagi kita demi mewartakan iman, dan membantu sesama untuk menemukan Tuhan di dunia. Oleh karenanya, mari berselancar di dunia maya!

 

 

Ant. Galih Arga

Imam Diosesan Keuskupan Purwokerto

Pelajar di School of Theology and Ministry, Boston College, USA

(diambil dari Milis GMPD-2005 Seminari Mertoyudan,

dimuat dalam majalah ROHANI)

06
Des
08

Malam Keakraban 4 Komunitas Mahasiswa Katolik Perantauan Yogya

bunga lambang cinta dan keakraban...

Minggu sore, 30/11/2008, di Aula Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan berkumpul puluhan mahasiswa Katolik yang berasal dari Komunitas Mahasiswa Katolik (KMK) di Yogyakarta. Hadir empat komunitas mahasiswa Katolik yang ada di Yogyakarta, yaitu KMKAJ (Komunitas Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta), FKMKKP (Forum Komunikasi Mahasiswa Katolik Keuskupan Purwokerto) IKMK UNY (Ikatan Keluarga Mahasiswa Katolik Universitas Negeri Yogyakarta), dan JKMK (Jalinan Kasih Mahasiswa Katolik Paingan).

        Sadar akan statusnya sebagai mahasiswa Katolik yang juga berada di luar keuskupannya, sekelompok kaum muda ini membuat acara malam keakraban sekedar untuk berkenalan, berbagi cerita, sharing keprihatinan bersama, dan diakhiri dengan membuat rencana tindak lanjut ke depan.
        Acara dimulai jam 17.00 dan berakhir pada pukul 08.30. Hadir di Aula Seminari sekitar 50 mahasiswa. Acara dibuka dengan berbagai permainan penyegar suasana lalu dilanjutkan dengan perkenalan. Masing-masing KMK memperkenalkan komunitasnya dan anggota-anggotanya dengan caranya masing-masing, baik dengan yel-yel, maupun dengan video klip. Setelah acara permainan dan perkenalan, beberapa KMK yang untuk pertama kalinya berkumpul bersama ini diajak untuk sharing dalam kelompok. Masing-masing peserta membagikan pengalamannya dalam komunitasnya masing-masing. Dengan berbagi cerita, para peserta dapat saling belajar dan bertukar solusi untuk membangun komunitasnya masing-masing.
        Terlepas dari keinginan untuk mengembangkan komunitasnya masing-masing, para peserta yang tergabung dalam berbagai KMK tersebut berniat untuk membangun jejaring dan membuat kegiatan bersama. “Jejaring ini sungguh dapat hidup dan berkembang sehingga pada akhirnya mampu membuat sesuatu yang bernilai bagi teman-teman KMK di Yogyakarta,” sambut Adit, mahasiswa dari KMKAJ. Semoga semangat untuk membangun paguyuban iman menjadi semangat pokok kaum muda Katolik sehingga Gereja tetap hidup dan bertahan di tengah arus zaman.
06
Des
08

Aku Menangis Untuk Adikku

nangis_manis
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

 


Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis disekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut didepan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya:

 

“Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya.
Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan:

 

 “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”.
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata:
“Ayah, aku yang melakukannya! “.
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi:

 
“Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? … Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”.

 
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung.

 

Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata:
“Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”

 
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan
seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.Ketika adikku
berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk kesebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman,menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut: “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik…hasil yang begitu baik…”
Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas. Sambil berkata:

 
“Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”.
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata:
“Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku.”
Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya sambil berkata:
“Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya?. Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!”.

 
Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata:
“Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.”

 
Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan
rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:

 
“Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.”.
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan airmata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun &
aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas) . Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan:

 
” Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana !”.
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen danpasir. Aku menanyakannya:
“Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?”
Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu? ”
Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku:

 
“Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu. ..”.
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan:
“Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.”
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

 
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari
seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!” Tetapi katanya, sambil tersenyum:
“Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”.
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya.aku bertanya :
“Apakah itu sakit?”.

 

“Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu- batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku
bekerja dan…” Ditengah kalimat itu ia berhenti.
Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun kewajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

 
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota . Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidakakan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan:
“Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.”

 
Suamiku menjadi direktur di pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

 
Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu:
“Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”

 
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya:
“Pikirkan kakak ipar…ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang
akan dikirimkan?”
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yangsepatah- sepatah:
“Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!”
“Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu,ia berusia 26 dan aku 29.

 
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya:
“Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?”.
Tanpa bahkan berpikir ia menjawab :
“Kakakku.”

 
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidakdapat kuingat:
“Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang
ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”

 
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku akhirnya keluar juga:
“Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.”
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

 

 Best Regard,

 Rachel

06
Des
08

Pelajaran dari Seekor Gajah

 Gajah adalah hewan mamalia yang lembut juga sangat kuat tenaganya. Seekor gajah jantan memiliki kekuatan dan mampu untuk menumbangkan sebuah pohon dan mengangkat batang kayu gelondongan hanya dengan menggunakan belalainya.

        Satu hal yang mengejutkan adalah tidak adanya kandang untuk gajah. Mungkin kita dapat mengurung singa, beruang dan harimau tapi tidak pernah ada kandang untuk gajah. Mengapa bisa begini? Bagaimana cara menahan mahluk yang sangat kuat ini dari niatan melarikan diri. Yang mereka lakukan hanya mengikatkan seutas tali (atau rantai tipis) ke kaki gajah dan mengikatnya ke sebuah batang yang ditancapkan ke tanah. Sekali kakinya sudah terikat, maka ia tidak akan mencoba melarikan diri lagi. Sekarang, apakah Anda pikir gajah tersebut tidak mampu menghancurkan rantai atau tali tersebut bila dia mau? Tentu saja bisa dan mampu, bahkan bisa menumbangkan sebuah pohon.

        Tapi mengapa dia tidak memutuskan tali tipis yang melingkar di kakinya?

        Jawaban yang saya dapatkan dari para pawang gajah adalah dengan membiarkan gajah-gajah tersebut percaya bahwa dia tak bisa memutuskan tali tersebut. Keadaan ini berlangsung sejak kecil… Ketika seekor bayi gajah lahir dan masih terlalu lemah untuk berjalan bahkan berdiri, mereka (para pawang) mengikat kaki gajah kecil itu ke sebuah batang yang ditancapkan ke tanah. Dan dapat dipastikan ketika bayi gajah tersebut mencoba berlari menuju induknya, ia tidak dapat memutuskan tali tersebut.

        Ketika ingin melarikan diri, tali itu akan menggenggam kaki gajah dan dia akan jatuh di atas tanah. Tidak jera, sang gajah akan berdiri dan mencoba kembali. Dia akan berlari menuju induknya hanya untuk mendapatkan kaki yang terikat dan badan yang terentak ke tanah. Setelah mengalami kesakitan yang berulang-ulang, suatu ketika, sang gajah tidak akan berusaha menarik rantai lagi. Pada saat itu terjadi, para pawang tahu bahwa gajah tersebut telah terkondisi untuk terperangkap sepanjang hidupnya.

        Saya benar-benar tertarik sekali dengan cerita sang pawang gajah, dan ketika saya menyaksikan bagaimana mahluk kuat ini diamankan hanya dengan rantai tipis yang seharusnya dengan mudahnya dapat diputuskan oleh sang gajah.

        Analogi cerita di atas adalah saya menyaksikan, bagaimana orang-orang yang saya temui tiap hari mengalami keterperangkapan yang sama dengan keterbatasan keyakinan mereka dan kebiasaan yang dengan mudah dapat diubah namun tidak mereka lakukan. Sebagai manusia, kita sama seperti gajah dengan berbagai macam potensi untuk mendapatkan mimpi apapun yang kita inginkan, dari menjadi seorang jutawan sampai menjadi orang yang dapat membuat perbedaan di dunia. Namun, cukup banyak orang yang dengan kemampuannya tidak berani mengambil tindakan karena mereka percaya bahwa mereka tidak dapat melakukannya. Mereka kuatir bahwa yang mereka lakukan akan gagal total.

        Bisa jadi sewaktu muda, mereka gagal dan jatuh berkali-kali sama seperti bayi gajah tersebut. Mungkin sewaktu mereka muda, orang tua mereka mengatakan mereka malas dan bodoh. Mungkin teman-teman mereka menjuluki mereka si kuper. Mungkin guru mereka pernah mengatakan mereka tidak dapat melakukan apa-apa. Sebagai hasil dari keadaan masa lalu, orang-orang akan berpikir bahwa mereka tidak dapat melakukan apapun.

        Sama seperti gajah tersebut, mereka berpikir bila aku tidak bisa melakukannya di masa lalu bagaimana bisa aku melakukannya sekarang? Di masa lalu aku seorang yang pemalas, jadi bagaimana bisa aku menjadi orang pekerja keras. Di masa lalu aku tidak percaya diri, bagaimana aku bisa percaya diri sekarang. Di masa lalu aku seorang yang menangkap pelajaran dengan lambat, sekarang bagaimana aku bisa menangkap pelajaran dengan cepat. Di masa lalu aku tidak bisa berbicara dengan baik, bagaimana aku bisa sekarang?

        Apa yang tidak dilihat oleh orang-orang ini adalah bahwa masa lalu tidak sama dengan masa depan. Mereka tidak menyadari sama seperti yang dialami gajah tersebut, bahwa sebenarnya mereka bukan orang yang sama lagi. Sang gajah tidak menyadari di masa lalu dia tidak memiliki kekuatan seperti yang ia miliki sekarang. Saya ingin Anda tahu bahwa tiap hari Anda akan bangun menjadi orang yang berbeda. Orang yang semakin bertambah ilmu, pengalaman dan orang yang bijaksana. Tahukah Anda bahwa jutaan sel di tubuh kita mati setiap hari dan digantikan dengan yang baru.

        Bila Anda telah membiarkan keyakinan dan kebiasaan yang lama merantai diri Anda, bukankah sudah saatnya menggunakan tenaga dan kemauan Anda sekarang untuk melepaskan diri dari penjara ketidakmampuan dan melangkah menuju kebebasan, sukses dan kemapanan yang memang berhak kita dapatkan.

Siapkah anda ??
Keep winning..
Soaring like an eagle



Jumlah Pengunjung

  • 53.909 pengunjung

Tanggalan’e

Desember 2008
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  

Peta Keuskupanku

Photobucket

Download Driver nVidia

AC_FL_RunContent('flashVars', 'widgetVersion=vertical&widgetLanguage=en-us','src', 'http://www.nvidia.com/content/DriverDownload/widget/v2/driver_widget','width', '320','height', '620','align', 'middle','id', 'driver_widget','quality', 'high','bgcolor', '#869ca7','name', 'driver_widget','wmode', 'transparent','allowScriptAccess','sameDomain','type', 'application/x-shockwave-flash','pluginspage', 'http://www.adobe.com/go/getflashplayer');

Selamat Natal 2008 dan tahun baru 2009